Arsip Bulanan: Februari 2013

Menyogok Anak

1bulan-11Oleh Ida S Widayanti*

Seorang ibu merasa bersalah ketika ia harus meninggalkan anak-anaknya ke luar kota. Beberapa hari sebelum berangkat si Ibu sudah menyiapkan mental anak-anaknya dengan mengajak mereka berdiskusi. ”Maaf ya, ibu harus pergi ke luar kota untuk acara bedah buku. Mudah-mudahan buku ibu laku, jadi kita punya uang. Mas kan ingin beli sepeda, mbak ingin membeli rumah boneka, adik juga ingin beli mainan pesawat,” kata si Ibu. Namun, jawaban anak sulungnya yang masih kelas 5 SD itu mengagetkan hati si ibu.

”Bu, kalau uang kan sebenarnya bukan hal yang terlalu penting. Tapi kalau ibu pergi memberikan ilmu, lalu ilmu ibu itu memberi manfaat dan dikerjakan oleh banyak orang, maka pahala ibu akan terus mengalir sampai ibu meninggal nanti,” kata si Anak.

”Iya Bu, walaupun kami sedih ditinggal ibu, sebenarnya kami senang karena ibu ditunggu dan diperlukan banyak orang di sana. Kami harus berbagi,” ujar anak yang tengah yang masih kelas 2 SD. Baca lebih lanjut

Status Nikah Sirri

Tanya:

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh. Kami pasangan muda yang baru saja menikah menurut agama (nikah sirri), kecuali bahwa saya belum mencatatkan pernikahan tersebut ke Kantor Urusan Agama (KUA) dan belum kami umumkan secara luas. Tujuan kami sederhana saja, kami ingin menghalalkan hubungan kami agar tidak terjerumus dalam maksiat. Menurut Ustadz, apakah pernikahan kami merupakan solusi atau justru menjadi masalah?

Atas perhatiannya kami ucapkan jazakumullah.

JS
Di Solo Baca lebih lanjut

Tips Mengetahui Calon Pasangan Terbaik Untuk Anda

Copy-paste status fanspage Bang Tere Liye 🙂

A. Pertanyaan: “Bagaimana agar kita tahu cewek itu baik untuk kita?”

Jawaban: Banyak sekali caranya. Salah-satunya (dan jelas ini hanya salah-satunya) adalah, lihatlah bagaimana dia menjaga kehormatan diri sendiri, dan kehormatan orang-orang di sekitarnya.

Kehormatan diri sendiri adalah tentang menjaga perasaan, berpakaian, berpenampilan, membawa diri, bergaul dan sebagainya.

Kehormatan orang-orang di sekitarnya adalah tentang meletakkan, menghargai dan memperlakukan orang lain, mulai dari cara bicara hingga sikap dan perbuatan.

Kalau dia suka menunjuk-nunjuk, menyuruh-nyuruh, membantah sembarangan, jelas tidak. Kalau dia bahkan berpakaian saja tidak merasa penting, jelas tidak.

Jika wanita itu bisa menjaga kehormatan diri sendiri dan kehormatan orang-orang di sekitarnya, maka dekat sekali dia dengan mampu menjaga kehormatan suami dan keluarganya kelak. Baca lebih lanjut

Menyalahkan Atau Menginspirasi?

CEOleh Ida S Widayanti*

Seorang anak perempuan kecil kehilangan bandul kalung bermata safir biru. Ia tidak paham semahal apa permata itu, namun ia tahu batu mulia tersebut sangat berharga. Disingkapnya selimut dan seprei tempat tidurnya. Ia mencari di setiap sudut kamarnya, tetapi perhiasan itu tidak juga tampak. Dengan rasa khawatir anak tersebut bercerita pada ibunya. Ia kaget dengan kata-kata yang diucapkan ibunya.

“Sudah, tidak apa-apa. Kalau sebuah benda hilang, artinya itu bukan milikmu lagi. Tidak perlu risau,” ujar sang Bunda. Alih-alih marah atau ceramah panjang-lebar tentang betapa mahalnya permata tersebut atau menyalahkan kecerobohannya, kata-kata si ibu malah begitu menenangkan hati si anak.

“Kalau Allah berkehendak, nanti akan balik lagi. Tapi jika tidak, ya sudah bukan milikmu lagi, Sayang!” ujar ibunya. Si anak yang tadinya nyaris tenggelam dalam perasaan bersalah, kini malah tumbuh sebuah keyakinan bahwa semua milik Allah dan suatu saat akan diambil-Nya kembali. Baca lebih lanjut

Wanita-Wanita yang Disunnahkan untuk Dilamar

Fikih KeluargaDalam Islam, seorang ikhwan dianjurkan untuk memperhatikan beberapa sifat yang ada pada wanita yang akan dilamar, diantaranya:

1. Wanita itu disunnahkan seorang yang penuh cinta kasih. Maksudnya, ia harus selalu menjaga kecintaan terhadap suaminya, sementara sang suami-pun memiliki kecenderungan dan rasa cinta kepadanya.

Selain itu, ia juga harus berusaha menjaga keridhaan suaminya, mengerjakan apa yang disukai suaminya, menjadikan suaminya merasa tenteram hidup dengannya, membuatnya tidak suka jauh dari dirinya, kalau toh jauh darinya, maka ia akan segera kembali dan mendekatinya, senang berbincang dan berbagi kasih sayang dengannya.

Firman Allah dalam QS. Ar-Ruum ayat 21:

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.”

Wanita yang penuh rasa cinta dan sayang akan selalu berdandan untuk suaminya, memenuhi keinginan suaminya, dan menyediakan dirinya untuk mengerjakan segala yang dapat membahagiakan suaminya. Baca lebih lanjut

Ikhwan, Kutunggu Pinanganmu!

524929_533598256671810_1443936234_nMerindukan pendamping hidup adalah fitrah setiap insan. Wanita, sebagai makhluk Allah yang cenderung ingin diayomi atau dilindungi, tentu wajar berharap pula akan kehadiran seorang ikhwan dalam hidupnya. Dan saat menanti adalah ujian berat bagi seorang gadis. Sebagai bunga yang sedang mekar atau yang mungkin telah mekar sekian lama, seringkali ia terlena dengan tawaran manis si kumbang yang datang mempesonanya. Sayang, kebanyakan kumbang–kumbang itu sekedar ingin menggoda saja. Malah ada pula yang sekedar ingin menghisap madunya tanpa mau bertanggung jawab.

Na’udzubillah! Begitulah fakta di masa kini. Realita fitnah syahwat yang terjadi di mana–mana hingga banyak wanita kehilangan kehormatannya. Karena itu, setiap gadis muslimah hendaknya pandai–pandai menjaga diri dan selalu berhati–hati, jangan sampai tertipu.

Lalu, apa yang sebaiknya dilakukan oleh seorang gadis muslimah dalam penantian? Baca lebih lanjut

Kisah Nyata Malam Pesta Seorang Pengantin Wanita Muslimah

muslimahBismillahir Rahmanir Rahim, Kisah nyata yang diceritakan oleh Syaikh Abdul Muhsin Al Ahmad ini terjadi di Abha, ibu kota Provinsi Asir Arab Saudi.

“Setelah melaksanakan shalat Maghrib dia berhias, menggunakan gaun pengantin putih yang indah, mempersiapkan diri untuk pesta pernikahannya. Lalu dia mendengar azan Isya, dan dia sadar kalau wudhunya telah batal.

Dia berkata pada ibunya : “Bu, saya mau berwudhu dan shalat Isya.”

Ibunya terkejut : “Apa kamu sudah gila? Tamu telah menunggumu untuk melihatmu, bagaimana dengan make-up mu? Semuanya akan terbasuh oleh air.” Baca lebih lanjut

Hukum Menikah Lewat Internet atau Telepon

Akad NikahBagaimana Hukum Menikah Lewat Internet atau Telepon?

Berikut kami kutipkan tulisan Dr. Ahmad Zein An-Najah (Direktur Sekolah Tinggi Al Islam Bekasi, Pengurus Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Pusat, dan Peneliti INSIST):

Akhir-akhir ini banyak orang yang menanyakan hukum menikah lewat telepon atau internet, apakah sah menutut pandangan Syariah? Jika tidak sah, bagaimana solusinya bagi orang-orang yang tempatnya saling berjauhan, sebagaimana yang terjadi pada diri salah seorang TKW yang berkerja di Hongkong dengan masa kontrak 2 tahun, kebetulan dia punya kenalan orang dari Solo, keduanya sudah saling mencintai dan ingin segera melakukan akad pernikahan, sedang kondisi mereka berdua tidak memungkinkan untuk saling bertemu dalam waktu secepatnya, apa yang harus mereka kerjakan, menikah lewat telepon atau internet, atau bagaimana?

Untuk menjawab pertanyaan di atas, perlu dijelaskan di sini bahwa proses pernikahan dalam Islam mempunyai aturan- aturan yang ketat. Sebuah akad pernikahan yang sah harus terpenuhi rukun dan syarat-syaratnya. Rukunnya adalah ijab dan qabul, sedang syaratnya adalah ijin dari wali perempuan dan kehadiran dua orang saksi. Ini semuanya harus dilakukan dengan jelas dan transparan, sehingga tidak ada unsur penipuan dan pengelabuhan. Oleh karena itu, calon suami atau wakilnya harus hadir di tempat, begitu juga wali perempuan atau wakilnya harus hadir di tempat, dan kedua saksipun harus hadir di tempat untuk menyaksikan akad pernikahan.

Maka untuk menentukan hukumnya, paling tidak ada dua syarat sah nikah yang harus dibahas terlebih dahulu: Baca lebih lanjut

Nikah Muda? Ciyus Nih!

Cinta Allah
A: “Mau nikah tapi belum ada modal mas..”

B: “Nikah kok pake nunggu ngumpulin modal, emang mau buka toko!. Nikah kok nunggu mapan, nunggu kaya, nunggu sejahtera. Kebalik tuh. Segera nikah, biar segera dimapankan, dikayakan, disejahterakan..”

A: “Tapi saya masih belum lulus kuliah mas?”

B: “Emang sejak kapan rukun nikah pake ijasah?”

A: “Saya belum punya kerjaan tetap mas?”

B: “Nggak penting itu punya pekerjaan tetap, yang penting tetap punya penghasilan..”

A: “Apa sih mas perbedaan besar antara pacaran dengan nikah?”

B: “Pacaran? Rawan maksiat. Nikah? Rawan rahmat..” Baca lebih lanjut

Beres-Beres

Oleh: Ida S. Widayanti

Dua orang sahabat yang sudah lama berpisah, bertemu saat mereka sudah sama-sama memiliki anak-anak kecil. Salah seorang dari mereka berkata, “Wah, pasti repot juga punya tiga anak kecil-kecil. Rumah pasti selalu berantakan, ya?” Namun jawaban sahabatnya itu sungguh sangat tak terduga. “Alhamdulillah, semua anak saya sudah biasa beres-beres sejak kecil. Bahkan anak saya yang dua tahun juga sudah mulai belajar membereskan mainan-nya sendiri.”

Jawaban tersebut tentu mengagetkan temannya. Ia, seperti juga kebanyakan ibu lainnya menganggap beres-beres hanya pekerjaan orangtua dan anak yang sudah besar. Baca lebih lanjut